A.
Syarat Pertumbuh
a. Iklim
1. Curah hujan 112–119
mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan
kering dan 5–6 bulan basah.
2. Suhu udara siang hari
28-36 °C dan suhu udara malam hari 24-30 °C.
3. Kelembaban udara (RH)
yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
4. Selain itu pengembangan
budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup mendapat sinar matahari.
b. Media Tanam
1. Tanaman melati umumnya
tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol dan andosol.
2. Tanaman melati
membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan drainase baik,
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
3. Derajat keasaman tanah
yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH5–7.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).
Pedoman
budidaya
B. Pembibitan
1.
Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada
medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah
persemaian dengan lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
1.
Penyiapan tempat semai:
a.
Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran
besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
b.
Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil
untuk pembuangan air yang berlebihan.
c.
Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup
penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
2.
Pemeliharaan bibit stek:
a.
Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
b.
Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
c.
Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup
kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah,
pasir dan pupuk organik (1:1:1).
Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan
penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.
Pengolahan Media Tanam
1.
Pembukaan Lahan
a.
Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar
(gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
b.
Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40
cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
2.
Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar
100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang
disesuaikan dengan kondisi lahan.
3.
Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki
melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2},
kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}.
Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk
menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
4.
Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan
tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk
kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang
berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm
dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada
musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
C. Teknik Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit
melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami
diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman.
Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m
x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama
pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya
Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate
2.
Pembuatan Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag
disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit
melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar
akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
3.
Cara Penanaman : Jarak tanam dapat bervariasi,
tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang
ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang
variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.
D. Pemeliharaan Tanaman
1.
Penjarangan dan Penyulaman. : Cara penyulaman adalah
dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru.
Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja
dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode
penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman
seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya
dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan
pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara
tidak terlalu panas.
2.
Penyiangan : Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun
melati sering ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi
pesaing tanaman melati dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur
hara.
3.
Pemupukan : Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap
tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea
300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat
dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman /
sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di
sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan,
saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima.
Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang
kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan
waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore
hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
4.
Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan,
tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu
secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan.
Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara
pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar
perakaran cukup basah.
5.
Waktu Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat
pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan
produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan
melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di
semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang
paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga
disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas
pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau
500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.
6.
Lain-lain : Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar,
kecuali pada beberapa jenis melati, seperti varietas Grand Duke of tuscany yang
tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi pemangkasan amat tergantung pada jenis
melati, jenis melati putih (J.sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm
dari permukaan tanah, sedangkan jenis melati Spnish Jasmine (J. officinale var.
grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah.
E. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik seperti yang
diinginkan. Pemangkasan juga merupakan salah satu komponen dari aspek
pemeliharaan tanaman apabila yang dipangkas adalah cabang atau ranting yang
sakit atau kering dan juga cabang – cabang yang tidak produktif.
Pada tanaman melati, pemangkasan bentuk dilakukan untuk keperluan
melati pot atau taman.apabila dipangkas bagian cabang dan ranting-rantingnya
secara cermat akan terbentuk tanaman yang mempunyai kanopi yang serasi terhadap
ukuran pot dan wadahnya dengan jumlah bunga banyak. Demikian pula J.
multiflorum dapat dibentuk menjadi tanaman yang tegak berbentuk payung dan
penuh bunga dipermukaan kanopinya. Tanaman tersebut menjadi sangat indah dan
menarik apabila diletakkan pada posisi yang tepat di dalam suatu taman.
Budidaya melati J. sambac yang tidak produktif karena telah
berumur tua dapat dilakukan pemangkasan berat sampai sekitar 1/4 – 1/3 tinggi
tanaman aslinya. Dengan pemangkasan berat tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru
yang produktif. Agar timbulnya tunas-tunas baru tersebut lebih cepat,
pemangkasan tanaman perlu diikuti pengairan secara teratur dan pemberian pupuk
secukupnya.
Tanaman J. sambac yang masih produktif, dapat dilakukan
pemangkasan pucuk setelah panen bunga selesai. Hal tersebut dimaksudkan untuk
merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru lebih cepat sehingga waktu berbunganya
lebih awal.
kalo melati untuk riasan pengantin dan minuman teh jenis apa saja ya yang baik untuk dibudidayakan
BalasHapus